Daftar BlogQ

Selasa, 16 September 2014

Doa darimu (terima kasih perhatiannya)

Dia bilang, "Niatkan di hatimu, untuk calonmu yaa"....

Bismillahirrahmannirrahim....

Allahumma Lai'in Qolbahu

Amin...

==============================================================
Terima kasih perhatiannya.......
Aku kehilangan arah....

Kamis, 11 September 2014

Bukan Hanya Tentang Aku dan Kamu

Di dunia ini...
Tidak hanya ada aku dan kamu...
Kita bisa di sini juga bukan secara tiba-tiba...
Kita masing-masing terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yaitu keluarga..
Dalam sebuah keluarga...
Kita punya orang-orang yang selalu mendukung dan menyayangi kita..
Ada ibu, bapak, kakak, adik, nenek, kakek, dan saudara lainnya...
Kita tidak sendirian di dunia ini..
Kita hidup di dalam masyarakat....

Kata Bapakku,
"Yang namanya hidup di dalam masyarakat, kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan"....

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan...
Bukan hanya tentang aku saja..
Bukan hanya tentang kamu saja..
Bukan hanya tentang keluarga saja..
Ataupun bukan hanya tentang masyarakat saja...
Semua itu berkaitan dan tidak bisa diuraikan.....
Saling berhubungan dan saling membutuhkan..
Karena pada dasarnya, kita mahkluk sosial....

Keadaan seperti saat ini...
Ikatan ini....  Juga bukan hanya tentang aku dan kamu saja....
Ini semua tentang tanggung jawab....

Hal ini terjadi karena hubungan sebab-akibat....
Ketika keinginanmu tidak bisa aku bendung....
Ketika memutuskan untuk tetap mempertahankanku...
Tentang masa laluku... itu sudah masa laluku....
Dan sebelum semua kejujuranku ini...
Sudah berkali-kali kita membicarakannya dengan panjang dan lebar...
Banyak kata-kata yang kamu bilang, "iya, Aku paham, sayang"...

Sayang....
Keadaan ini memang tidak baik...
Tapi sampai kapan,, kamu akan mengerti??
Kamu tutup mata, kamu tutup erat telingamu...
Kamu tidak pedulikan tentang perasaan....
Tentang kesetiaan dan komitmen....

Sayang....
Kesedihan ini bukan hanya aku yang merasakan....
Bapak-ibu ku... merasakan hal yang sama hebat....
Melihatku terpuruk selama berbulan-bulan..
Tanpa harapan menjadi lebih baik..
Segala usaha.. tak membuahkan hasil...
Malah kamu bilang aku memaksa...

Pilihanku, Harapanku, Bahagiaku.....

Aku merenung....
Mengingat semua hal yang terjadi bertahun-tahun lalu....
Saat kamu memperjuangkanku untuk menjadi pendampingmu....
Segala hal itu nampak indah bagiku.....
Membuatku sebagai wanita yang paling kau harapkan...
Serta merasa dicintai....

Semua hal yang kau katakan....
Membuatku tertawa.... 
Saat-saat bersamamu...
Adalah saat-saat paling nyaman...
Dan kamu buat aku menjadi paling berarti...

Obrolan kita...
Dan ceritamu mengenai rumah masa depan...
Mempunyai nino kecil... Bayangan kejahilan dan kepolosannya membuat kita terbahak...
Lucunyaa.... anak kita....
Yang kita ributkan, mirip aku atau dirimu....
Membuat kita semakin yakin atas komitmen ini....

Saat hujan...
Aku bersamamu...... 
Angin pun serasa membuaiku dalam kenyamanan....
Air menenangkanku penuh kelembutan...
Hingga aku tertidur di atas pundakmu....

Saat panas....
Aku bersamamu....
Keringat yang mengalir...
Seolah menjadi saksi saat aku mengusapnya dari keningmu...
Romantis sekali....

Bicaramu yang halus...
Caramu yang lembut...
Semakin meyakinkan aku...
Bahwa keputusanku... dengan pengabaian dari banyak orang...
Adalah tepat... Aku yakin, kamu adalah bahagiaku....

Tapi apa yang aku terjadi saat ini??

Semua hal itu, seolah-olah hanya mimpiku saja..
Seolah tidak pernah terjadi...
Tentang nino kecil, tentang rumah kita, tentang kehidupan kita nanti..
Semua cita-cita yang kita bicarakan, seolah tidak pernah ada...

Berbulan-bulan..
Berharap menjadi lebih baik..
Dapat membuka pikiran dan kebekuan hatimu...
Seolah lupa tentang kita...
Seolah lupa tentang cinta ini....

Sayang,,, sampai kapan?
Semua kata-kata yang terucap dari mulutmu...
Menyakitkan..
Tentang penyesalanmu.... karena pernah bersamaku...
Tentang kata "andai" darimu... Yang menambah berat penderitaanku...

Tahukah sayang?
Aku sudah tidak mampu lagi...
Aku menyalahkan diri sendiri karena keputusanku..
keputusan bertahun-tahun lalu.. untuk tetap memilihmu...

Sampai kapan kamu akan begini, sayang?? 
Aku sudah tidak sanggup lagi...
Aku masih bertahan dalam komitmen ini...
Menyayangimu dalam diam dan kesedihan..
Tapi sampai kapan sayang??

Sadarlah sayang...
Aku yang selama ini..
Ada,, dan menerima segalanya....
Aku yang selama ini...
Berjuang untuk mencintaimu....
Berkeyakinan,, kelak aku pasti akan bahagia..

Tapi...
Dulu aku memilihmu, untuk bahagia...
Aku tak memilihmu, untuk penderitaan.... 
Semangatku seakan tinggal butiran debu...
Aku lelah,,, terlalu penat...
Tapi aku tak bisa berhenti...

Sayang...
Sadarkah kamu...
Selama ini... Aku yang selalu mendampingimu..
Saat lemahmu.... Saat kau merasa tidak yakin...
Saat kau merasa tersisih... Sampai saat kau merasa di cintai banyak orang...

Aku sudah tidak mampu mengutarakan kesedihan hatiku...
Aku sudah tidak mampu menangis lagi...
Aku wanita, sayang...
Hatiku tak sekuat itu sayang...
Aku mohon,,, sudah cukup semua ini, Sayangku.... 

Aku mohon,,, 


Rabu, 10 September 2014

"Surat Cinta Untuk Calon Suamiku"

Pagi tadi saudara perempuanku yang telah bersuami...
Mengirimkan sebuah pesan cinta yang penuh makna....
Saudaraku,,, engkau memang masih belia....
Tapi engkau mampu memberikan contoh cinta yang halal padaku....
Padaku yang tidak sempurna dengan segala kekurangan pada diri ini.....

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"
Dear calon suamiku...

Apa kabarnya imanmu hari ini?...
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur...
karena dapat menatap kembali fananya hidup ini....
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu...
Atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai Calon Suamiku....
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya??
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa,,,,
Agar aku lebih bijak...
menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak...
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi...
Namun kini kurasakan diri ini lebih baik...

Kadang aku bertanya-tanya...
Kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku??
Bagian terapuh diriku...
Namun kini aku tahu jawabannya...

Allah tahu di mana tempat yang paling tepat...
Agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya .....
Kembali mencintai-Nya...
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh...
Sehingga saat kelak kita bertemu...
Kau BANGGA telah memiliki AKU diHATIMU....

Calon Suamiku...
Entah dimana dirimu sekarang..
Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu...
Sebagaimana Dia mencintaiku...
Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh,,,
Hingga aku pun bangga memilikimu kelak...

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan...
Semoga sama halnya dengan dirimu...
Karena apabila KECANTIKAN yang kau harapkan dariku,,,
Hanya KESIA-SIAAN yang akan kau dapati...

Aku masih haus akan ilmu...
Namun berbekal ilmu yang ada saat ini...
Aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah...
Dan dirimu, suamiku....

Wahai calon suamiku...
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku...
Tak lain doaku agar menjadi anak yang SOLEHAH...
Agar kelak dapat menjadi TABUNGAN keduanya di AKHIRAT...

Namun nanti,,, Setelah menjadi isterimu... 
Aku berharap menjadi pendamping yang solehah...
Agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu,,,
Mendampingi dirimu yang sholeh... 

Aku ini PENCEMBURU berat...
Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku,, aku RELA...
Aku harap begitu pula dirimu...
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan,,,
Meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan....

Ketika lelahku datang......

Seseorang bertanya padaku....
"Apa Kamu bahagia dengan keadaan ini?"
Aku jawab, "tidak"....

Seseorang bertanya padaku...
"Apa Kamu sanggup terus begini?"
Aku jawab, "Ini mungkin memang jalanku"

Seseorang bertanya padaku...
"Apa kamu masih bisa bertahan?"
Aku jawab, "Mungkin"..

Seseorang bertanya padaku....
"Apa kamu masih mencintainya?"
Aku jawab, "ini yang bisa Aku lakukan"...

Seseorang bertanya padaku...
"Apakah di kemudian hari, Kamu bisa mempercayainya lagi?"
Aku jawab, "Aku hanya bisa menjaganya"....

Selasa, 09 September 2014

Apa Selanjutnya???

Aku sudah tidak sanggup...
Aku (ingin) menyerah...
Nafasku semakin berat...
Ragaku semakin lemah...

Bukan karena penyakit atau kekurangan....
Melainkan karena deraan duka yang tidak henti....
Kau buat cerita...
Kau lakukan dengan samar-samar...
Kau tunjukkan dengan sikap yang "tanpa hati"....

Memaksaku untuk masuk ke dalam pusaran kedukaan yang telah berkarat....
Aku, hati dan raga ini....
Tidak bisa selalu tegar....
Tidak bisa selalu mampu....
Karena setiap penolakan untuk dapat bahagia..
Karena di setiap penyesalan yang membuatku menderita..
Karena di setiap kepedulian yang membuatku terluka....
Menghabiskan kebisaanku untuk meneteskan air mata....

Hei!!!!!!
Aku berhak bahagia!!!
Aku juga ingin bahagia!!!

Aku berhak atas cinta yang tulus...
Aku berhak atas hidup yang tenang...
Aku berhak untuk kasih yang layak...

Keyakinanku...
Rasa trauma karena kesakitan ini...
Mengantarkanku pada situasi yang tidak menentu...
Apa yang harus aku lakukan??
Apa yang harus terjadi lagi??

Katanya jalanku masih panjang...
Tapi ketika semangat memudar...
Otak tak dapat berpikir...
Hati menjadi mati rasa....
Tidak dapat melakukan apa-apa...

Dengan segala yang ada dalam tubuhku....
Dengan segala jejak yang membekas dalam tubuhku....
Apakah aku masih pantas??

Aku tau...
Seorang-seorang-dan seorang ingin membuatku bahagia...
Tapi apakah itu bersumber dari ketulusan??
Ketakutan untuk disakiti di masa yang akan datang...
Ketakutanku andai apa yang telah terjadi terulang lagi...
Membuatku tidak berdaya...

Apa yang harus aku lakukan??
Oh...Sang Pencipta...
KAU telah menunjukkan kebenaran padaku...
Tentang kekasihku...
Tapi apa yang harus aku lakukan??
Keputusan yang bagaimana untuk membuat diriku pantas???

Berikan jawaban dan keyakinan.....
Untuk hatiku yang rapuh....


Dia mengatakan.......

Di dalam ketegaranku untuk masih bisa tersenyum.....
Menunjukkan bahwa aku masih mampu bertahan,....
Dalam keadaan yang menjerumuskan aku...
Dalam keadaan yang membuatku semakin rapuh...
Aku...... (ingin) menyerah...

Harapan untuk menjadikan semuanya ini menjadi lebih baik....
Semakin lama semakin memudar...
Menggerogoti semangatku untuk tetap menipu diri....
Banyak yang menanyakan keadaanku...
Banyak yang menyakan kekasihku....
Tapi apa yang mampu aku jawab??
Kecuali mengatakan bahwa aku baik-baik saja....
Kekasihku mungkin sedang "sibuk" dengan kegiatannya....

Kehormatan yang menjadi perisai seorang wanita...
Telah dihancurkan oleh keegoisan seorang laki-laki...
Bukan karena mudah percaya..
Tapi karena dibuat percaya oleh semua kata-kata yang telah kau buktikan...
Awal yang menggiurkan...

Setelah berjalan...
Aku denganmu...
Semua perlahan terungkap...
Seperti granat musuh yang membabi buta dilemparkan...
Meledakkan setiap persendian kuatku.....

Kamu berubah...
Apa yang telah kau buktikan.. Seolah sia-sia..
Dan kamu membuat semua kejujuranku di awal waktu menjadi sebuah bumerang...
Menjadikannya sebuah alasan untuk meninggalkan aku...

Sebenarnya kamu tidak pantas begitu....
Sebenarnya sudah tidak seharusnya kamu ungkit-ungkit...
Mengingat segala sumpah dan janji...
Serta ketulusan yang kamu tunjukkan kepadaku.......
Semua bukti itu tidak hanya darimu...
Tapi dari semua orang-orang yang terpenting di dalam hidupmu...
Dari semua orang yang mengalir dalam darahmu....

Mudahnya kamu...
Memalingkan muka... dari kesetiaanku...
Mudahnya kamu...
Mencemooh segala kekuranganku...
Menghujani aku dengan kata-kata yang menyakitkan....

Sampai saat ini,
Aku semakin dekat dengan ketidakwarasan....
Merasa berdosa, karena menyebut dirinya sebagai orang yang tidak bahagia...
Semua derita ini, Semua kenyataan ini begitu perih....
Andai dapat kutukar dengan wanitamu yang lain...
Apakah dia sanggup??


Pantaskan dirimu, wanita ! (part 2)

Aku mencoba untuk tidak mengingat....
Menjalani kehidupan hampa tanpa cinta dan penuh kebencian...
Menguatkan diri sendiri dengan keyakinan pada Sang Pencipta...
Mencoba menjadi mati rasa, tuli, dan buta...

Belum genap hitungan bulan....
Kenyataan yang aku terima secara mengejutkan...
Memastikan perasaan was-was yang aku sembunyikan dengan balutan senyum...
Sesuatu ketidakpantasan itu...
Membuat aku tidak senang....
Penuh kekecewaan dan tertipu...

Wajahmu yang lembut dan manis..
Seolah tidak sesuai dengan apa yang aku terima...
Balutan kepolosan ragamu....
Membuatku terkejut...

APA YANG KAMU (WANITA) LAKUKAN???
APA KAMU (WANITA) TIDAK SADAR??

Ikatan kekasihku...
Seolah hilang oleh keegoisan dan keinginan...
Jatuh cinta itu indah...
Memiliki itu bahagia...
Tapi apakah kamu (wanita) tidak punya hati??

Seketika aku teringat...
Amarahmu yang bisa aku baca..
Sebagai luapan kekecewaanmu...
Hanya bisa aku jawab dengan senyuman, "sudahlah dik"...

Tapi apa?? Semua ini??
Kamu (wanita) tidak memantaskan diri untuk cinta yang lain...
Sadarkah kamu (wanita)? Kekasihku tersesat...
Ketika seorang laki-laki mampu melupakan tanggung jawabnya kepada wanitanya...
Bukannya tidak mungkin.. dia melakukan hal yang sama pada wanitanya yang lain di masa depan...
Aku pernah merasakan di cintai, di rengkuh, dan di jaga...
Seolah tidak mengijinkanku untuk hilang sekejap dari perhatiannya...

Aku bukan orang asing..
Yang tiba-tiba ingin merampas...
Tapi ini adalah hakku...
Mengertilah kamu (wanita)...
Masih banyak cinta di sana...
Biarkan aku menjaga kehormatan kami....

Ikhlaskan semuanya...
Kamu (wanita) dan kekasihku... sama-sama egois..
Kamu (wanita) dan kekasihku... sama-sama menutup mata...
Tapi apa itu baik?
Apa itu pantas?
Sedangkan seorang wanita yang telah menjaga kesetiaannya...
Harus melihat semua kemesraan itu??
Dimana hatimu???

Kehidupan bukan hanya sekarang...
Bukan hanya yang indah-indah karena masih jatuh cinta...
Tapi mempertahankan komitmen itu sulit...
Apalagi sudah punya tanggung jawab...

Wahai kamu (wanita)...
Pantaskan dirimu untuk cinta yang layak...
Dalam waktu yang layak...
Dalam posisi yang pantas...
Maka kamu (wanita) akan diberkahi Sang Pencipta....

Peristiwa itu salah satu teguran dariNYA...
Mengingatkanmu untuk menjunjung tinggi kebenaran...
Jangan kamu (wanita) ulangi lagi...
Jangan kamu (wanita) teruskan lagi...
Tetap melanjutkan tapi mengabaikan kebenaran...
Hanya akan membuat kamu (wanita) bernilai negatif...
Sekali lagi...
Pantaskan cintamu...
Pantaskan perasaanmu... WANITA..

Pantaskan Dirimu, Wanita ! (part 1)

Lagi-lagi cinta...
Lagi-lagi soal perasaan...
Nggak habis-habis...

Aku melihatmu...
Sejak lama...
Sebelum kamu (wanita) menyadari bahwa telah masuk dalam perhatianku...
Ketika tidak sengaja aku temukan namamu di dinding pertemanan milik kekasihku...
kamu (wanita) yang manis...
kamu (wanita) yang mempesona....
kamu (wanita) yang menarik....
Aku tidak iri..
Tetapi perasaan tidak enak ada di dalam hatiku... 
Saat itu masih biasa saja...
Aku mencoba mengabaikan...

Setelah bertahun berlalu...
Tiba-tiba kamu (wanita) masuk ke dalam kisah cintaku...
Setelah dia (wanita) yang mengusik rasaku...
Rasanya tidak henti-hentinya...
Permainan yang menggerogoti ketegaran hati ini terus berlanjut....

Saat kamu (wanita) yang dulu pernah aku perhatikan...
Tiba-tiba menggeserku... menempati urutan pertama...
Tapi hanya dalam semu...
Kenyataan ini menambah rentetan kesakitanku...
Menarikku ke dalam sebuah jalan gelap yang penuh pisau tajam...

Pertama kali aku mengetahuinya...
Aku berbicara dengan kesantunan... 
Berharap kamu (wanita) menghargai sesama jenis (wanita)
Sebuah kesanggupan kamu (wanita) ucapkan sendiri...
Seolah ingin memberikanku sebuah kepastian..
Bahwa kamu (wanita) menyadari dan memahami arti tanggung jawab...
Berat - Sangat berat meyakinkan hati yang penuh luka ini.. 
Untuk memegang janjimu... 

Selang beberapa waktu...
Keadaan tidak kunjung membaik...
Yang ada di dalam penglihatanku..
Hanyalah keegoisan dan keinginan yang tidak pantas...
Membuatku terusik dan mempertanyakan hal itu pada kamu (wanita)...

Tapi apa yang aku dapat?

Pelan...aku bertanya...
Memikirkan kata-kata yang aku ucapkan...
Agar kamu (wanita) tidak tersinggung...
Aku panggil dirimu dengan sopan, "diik....."
Seperti petasan yang tersulut api..
Kamu (wanita) meledak....
Menyebutku penuduh yang tak beralasan...
Menyebutku tidak berhak untuk ikut campur kekasihku...
Dilanjutkan dengan hal yang tak aku sangka...
Menyuruhku untuk mengikhlaskan tanggung jawab kekasihku... padaku...

===========================================================


Minggu, 07 September 2014

KENYATAAN YANG HARUS DITERIMA

Sekali lagi....
Setelah berkali-kali begini...
Setelah berkali-kali di lubang yang sama..
Kamu ulangi... Tanpa perasaan dan rasa "pakewuh"....
Yang ada cuma ke-egoisan... dan Keinginan nafsu yang meletup-letup..

Pagi-pagi...saat udara masih segar..
Aku mendengar sebuah kenyataan yang harus aku terima..
Mengejutkan... Menyakitkan.. bahkan tidak pantas...
Memang,, ini alur hidup yang harus dijalani...
Tetapi apakah harus kamu buat seperti ini??

Dimana nuranimu??
Bagaimana pendidikan lahir batin yang sudah kamu dapatkan sejak kecil...??
Apa yang kamu fikirkan??
Apa tujuanmu??

Aku bukan hiasan... Aku bukan sekedar "sesuatu"...
Tapi aku adalah seorang wanita..
Punya perasaan, akal, hati, keinginan, emosi, batin, raga....
Aku dapat melihat...
Aku dapat mendengar...
Aku dapat merasakan..

Apa tidak terfikir olehmu??
Bagaimana bisa kamu masih beralasan ini-itu..
Saat fisik masih ingin bersama...
Saat keinginan dan nafsu itu membutakan mata hati...
Yang ada hanyalah rasa benar...
Walau kenyataannya,, itu benar-benar salah dan tidak pantas..

Sentuhan fisik yang telah dilakukan...
Luapan emosi, keinginan untuk tetap bersama..
Secara tertutup...
Samar-samar terlihat olehku...
Entah darimana datangnya...
Seperti petunjuk dari Sang Pencipta...

Sadarkah dengan apa yang telah diperbuat??
Masih punya rasa malu kah untuk melakukannya lagi?
Kenyataan kamu telah keluar dari jalan kebenaran..
Padahal kamu telah mengetahuinya..
Disebut apa itu??
Apa kamu bangga seperti itu??
Apa kamu merasa menang dengan begitu??
Hidup itu mempunyai titik...
Manfaatkan waktu yang ada..
Sebelum sampai pada titik yang telah ditetapkan..

Jangan egois,, jangan menang sendiri...
Bagaimana kalau semua yang terjadi hari ini, padaku..
Dibalik oleh karma...
Apakah kamu sanggup?? Apakah kamu mampu menahan perihnya???

Tak terbayang olehku...
Bagaimana kamu bisa tertawa melakukannya...??
Bagaimana kamu mampu melakukannya??
Bagaimana kamu bisa membenarkannya??
Kemana nuranimu?
Dimana janji yang telah kamu katakan padaku..??
Tidak ingatkah, ketika kamu memarahi aku??